Jumat, 26 Agustus 2022

Teman Dan Kepergian.

 Teman yang dulu selalu aku kira menjadi sosok yang akan selalu ada, tidak seperti itu juga. Manusia akan berjalan sesuai tujuan hidupnya, keinginannya, prioritasnya, dan hal yang menguntungkannya. Dan, itu terjadi juga pada hubungan pertemanan. 

Tidak pernah ada kata akan selalu bersama, dan ada untuk satu sama lain, hal itu tidak ada dan hanya sebuah kata manis saja yang menunjukan sebuah keegoisan. Manusia memiliki hak untuk pergi dan mencari hal yang penting baginya, dan kepentingan satu orang pasti akan berbeda dengan orang lainnya, termasuk pada temanmu. Dan sebagai taman harusnya ketika sudah menemukan kondisi tersebut adalah bisa untuk menghormati keputusannya dan biarkan dia pergi dengan keyakinan yang dia pegang. bukankah begitu? 

Sama seperti saat temanmu memutuskan untuk pergi meninggalkanmu, jika dia percaya bahwa hal itu yang benar untuk dilakukan. 

Aku tidak pernah mengetahui bahwa ada yang bertahan selamanya. Sebuah hubungan pertemananpun akan hilang menjadi sebuah kata kenalan. Just like that. ketika waktu sudah memakan waktu yang cukup lama untuk saling melupakan, atau mungkin ketika ikatan saling membutuhkan sudah terputus. Dan dengan begitu manusia akan sibuk dengan kepentingannya masing-masing. (walaupun aku tidak ingin mempercayainya, tapi realita selalu menunjukan hal tersebut.  

Mengalami kekecewaan dalam hubungan pertemanan itu adalah hal yang biasa, karna manusia tidak diciptakan untuk selalu memenuhi ekspetasi orang lain, akan selalu ada hal yang tidak sesuai keinginan akan kondisi yang dimiliki oleh teman. Semua hal itu yang menyebabkan adanya sebuah kata saling pengertian. Semua itu yang membuat perasaan menjadi lebih dititik beratkan pada kualitas sebuah hubungan pertemanan. 

Sama halnya ketika ada sebuah perpisahan, dalam bentuk apapun itu, karna suatu pekerjaan, karena suatu kepentingan, atau karna suatu kondisi yang tidak bisa dituliskan, baik itu menimbulkan perasaan senang ataupun perasaan tidak senang pada salah satu pihak, atau keduanya. Yaaaa... itu pertemanan, akan ada hal seperti ini, Apa yang harus kita lakukan? 


Ya biarkan...... teman datang, dan mereka juga memiliki kemungkinan untuk pergi, 

Dulu akrab tertawa bersama, sekarang harus perpisah, ya memang itu yang terjadi dan tidak bisa dihindar, jadi move on, tidak bisa menyalahkan salah satu pihak juga jika itu terjadi. Jika ada perasaan kecewa, ya sudah maafkan saja atau iklaskan saja. Karna jika kau terlalu fokus pada perasaan kecewa itu, maka akan selalu terjebak pada perasaan tidak nyaman dan menyakitkan yang sama. 


Berikan dirimu kesempatan kedua untuk kembali merasakan nyaman akan kehidupan walau sudah ditinggalkan. Persiapkan dirimu untuk datangnya orang baru, teman baru, dan kesempatan baru yang akan datang.



Senin, 05 Oktober 2020

Untuk Negriku Yang Sedang Krisis

 

6/10/2020

Saat ini Indonesia tercinta sedang tidak baik-baik saja. Dan luka sedang mengucurkan darah di dada para buruh yang meminta keadilan dan rasa kemanusiaan. 

Ada sebuah puisi yang ingin aku tuliskan sebagai orang yang tidak memiliki wewenang apapun, sebagai orang yang hanya bisa mengelus dada berharap Indonesia menjadi lebih baik kedepannya. 




Muaknya Orang Nasionalis


Salam merdeka bagi siapa saja yang menderita

Yang setiap kali mata terbuka langsung sesak mengusap dada

Berita berita tiada yang membuat senyum bergembira

Buang telinga kita hidup apa adanya

Di negeri krisis kita yang tercinta

Ketika suara sudah tak terdengar

Malam kelam tidur tak nyaman karena lapar

Suara isak keributan berebut makanan dengan bau busuk menguar

Jatuh dari berratus meter menjadi destinasi final

Jika boleh untuk kembali meminta

Aku ingin terlahir ditempat yang berbeda

Dengan rasa syukur yang iklas tanpa sogokan permata

Dengan senyum yang tulus tanpa dusta

Dengan rumah sederhana yang rimbun sejahtera

Tanah airku, tidak ku rindukan

Melepas jenuh kau menambahkan beban

Melangkah jauh, tak akan berbalik badan

Bukan tanah air yang seperti ini yang ku kenal dari nyanyian

Bukan tanah air seperti ini yang selalu disayang-sayang

Bukan tanah air seperti ini yang selalu berdiri penuh kehormatan

 

Kala manusia menangis merintih

Menitih sebuah harapan untuk sambungan makan

Malaikat berkhianat dan memalingkan wajah dengan wajah culas

Menghempaskan do’a yang seharusnya tuhan menerimanya

Iblis tertawa melihat sambil meminum anggur merahnya

Selamat datang di neraka terindah

Di tanah demokrasi cacat bermuka dua yang berdarah

 


Jumat, 02 Oktober 2020

Benarkah aku temanmu?

hay, aku kali ini ingin menulis kembali yang membahas tentang pertemanan. Disaat aku merasa bahwa begitu banyak jenis orang entah itu karakternya, latar belakangnya, dan hal yang lain, Sebagai seorang manusia pasti akan mengikat sebuah tali pertemanan diantara begitu banyak orang  yang ada disekitar. Lalu yang menjadi pembahasanku kali ini adalah "Berteman dengan siapapun" merujuk pada cara bersikap ketika kita berteman dengan siapapun itu. 

Ini opiniku dan sudut pandangku tentang Pertemanan 



    Semakin dewasa aku bertemu dengan begitu banyak jenis orang, berangkat dari keluarga, tetangga, desa, hingga sekarang aku kenal mereka yang jauh disana dengan berbagai latar belakang dan karakter mereka. Aku merasa bahwa sebenarnya begitu banyak yang bisa dilihat dan diketahui dari seberapa luar lingkar sosial pertemanan kalian, ketika bertemu dengan banyak orang maka akan hadir banyak sudut pandang yang akan membuatmu semakin paham ataupun bingung dengan kondisi dan keadaan dari suatu kenyataan. 

    Kita bertemu dengan banyak tipe orang, kita silih berganti akan menemui banyak kehidupan dalam diri orang lain yang begitu beragam. Dan itu yang membuatku merasa bahwa aku begitu tidak memhami dengan secara luas apa itu kehidupan. Aku merasa bahwa aku menjadi seekor katak yang baru keluar dari sumur dan bertemu luasnya lautan dan berada dibawah langit yang tidak berujung untuk dibayangkan. 


    Seperti sebuah tamparan keras bahwa aku sama sekali tidak mengerti apapun yang ada didunia ini. sama sekali aku hanya bisa mencoba untuk kembali belajar dan memahami sedikit bentuk kehidupan yang tercipta. Tapi bukan berarti aku tidak mencoba untuk menikmati pemandangan yang ada sambil menerka nerka dan mensyukuri apa yang aku lihat secara nyata. 

    Pertemanan yang baru aku sadari, adalah sebuah bentuk ikatan yang membuat kita sadar akan keberadaan orang lain dan menjalin hubungan baik dengan orang lain. Aku mulai merasa bahwa pertemuan kita dengan seseorang juga bisa menjadi sebuah tantangan untuk belajar akan suatu yang baru, yang tidak kita rasakan, yang tidak kita alami, dan tidak kita pahami sebelumnya. Tapi sebuah kebingungan kini melandaku ketika aku tidak bisa memahami sepenuhnya, tidak bisa mengatakan apa yang bisa aku katakan pada temanku yang lain, ketika semua yang ada diantara diriku dan temanku ini terlalu berbeda, bertolak belakang dan memicu kebingungan untuk bisa saling memahami. 

    Aku bukanlah orang yang sempurna, tapi aku ingin menjadi orang yang baik, yang bisa dikenal sebagai teman, dan sosok yang akan meninggalkan kesan baik ketika aku sudah tiada, untuk siapapun yang mengenal namaku dan mengingatku. Mungkin ini terasa sedikit egois dan berlebihan. Tidak memungkiri sebuah kekalahan dan kesalahan tapi tetap berusaha juga sebuah hak yang bisa diperjuangkan. 

    Cara kita bersikap dalam sebuah pertemanan akan diuji ketika kita bertemu dengan seseorang yang sangat bertolak belakang dengan kita, ketika permasalahan-permasalahan itu muncul dan membuat bingung ketika tidak bisa menentukan tindakan apa yang seharusnya kita berikan sebagai sebuah respon. Aku mengalaminya.



    Ketika teman mencerikan permasalahan hidupnya yang sama sakali tidak pernah aku temui dan tidak pernah aku bayangkan terjadi dalam diriku. Cobaan yang besar menimpanya membuatnya menangis dan membuatnya bersedih, lalu apa yang bisa aku lakukan untuk menghiburnya? apa yang bisa aku lakukan untuk menyemangatinya? bagaimana caraku bisa lebih memahaminya ?. 

    Tapi ini benar ketika aku juga merasa sedih akan kesedihanmu, merasa senang ketika kau senang. Aku bukanlah teman yang baik dan bisa memahami setiap yang ada pada diri teman-temanku, tidak pernah terbesit bahwa aku cukup hebat untuk bisa mengatasi semua permasalahan yang mereka alami. Aku justru merasa bahwa aku adalah sosok yang tidak berguna ketika semua hal ini terjadi, yang merasa ragu justru akan memperburuk keadaan dengan ucapan yang tidak seharusnya diucapkan. Mencari titik aman diantara kata "Sabar ya" ataupun "Yang kuat ya" itu bukan yang aku harapkan bisa aku ucapkan. Tapi tidak ada hal lain yang lebih baik yang bisa aku pikirkan. 

Sabtu, 25 Juli 2020

Masalah Kepercayaan dan Emosi

Let's talk about this. 

Hay berjumpa lagi denganku, kali ini aku mau menuliskan tentang pengalamanku, yah pengalamanku yang baru saja terjadi (Kurang lebih 45 menit yang lalu) yang membuatku menyadari sesuatu. Bahwa ada beberapa tipe orang yang akan susah diajak untuk berfikir terbuka dan sangat sensitif tentang berbagai hal.  


Saat aku menulis hal ini, aku sedang merasakan sebuah permasalahan yang mendalam. Masalah kepercayaan pada diri seseorang, bukan aku yang mengalami tapi temanku kita panggil saja dia She, aku tidak pernah mempermasalahkan apapun yang ada pada dirinyam dan aku menganggap kami berteman seperti dengan temanku lainnya. She, aku tau dia memiliki permasalahan dihidupnya yang bisa dikatakan tidak seberuntung nasibku. Dan hal itu membuat semua menjadi lebih sulit dari yang aku bayangkan diawal pertemuan dan permulaan sebagai teman. 

She, dia anak yang baik dan terbuka. Dia juga memiliki pemikiran yang sejalan denganku dalam beberapa hal dan itu membuatku suka bergaul dengannya diawal masa perkuliahan. Dia mulai bercerita tentang berbagai hal padaku tentang masalah keluarga yang dia miliki, tentang masa-masa menyenangkan dan sedih yang dia miliki. Saat itu aku merasa senang karena dia terbuka padaku, dan karena hal ini aku pikir hubungan pertemanan kami menjadi lebih erat. Dan aku mulai melupakan dan menyadari satu dua hal. 

Dia mengalami masalah Kepercayaan pada orang lain. 

 Masa lalu seseorang berbeda-beda dan aku menyadarinya. Mulai dari yang bahagia, sedih, dan lain sebagainya, Temanku ini, She dia termasuk yang memiliki masa lalu cukup sedih. Permasalahan keluarga yang membuatnya harus berpisah dengan kedua orang tua, dan berbagai pengalaman yang dia miliki membuatnya memiliki rasa sulit untuk percaya pada orang lain, walau dia termasuk orang yang mudah bergaul tapi dia sulit untuk mempercayakan suatu hubungan (Persahabatan dll) dia hanya menganggap bahwa hubungan yang dia miliki hanya sebatas teman dan tidak lebih serta tidak spesial dengan semua orang. Dan hal ini yang menjadi permasalahanku. 

Aku tidak pernah menyalahkan She, aku sadar dia memang memiliki kepribadian yang demikian. Tapi, ada kalanya aku sudah berfikir bahwa kami berteman dekat (dan sekarang aku sadar bahwa hal itu hanya aku yang merasakannya) aku pernah menceritakan berbagai hal padanya, membagikan impian dan kerangka kerangka harapan, tapi justru ketika aku menganggapnya sudah lebih dari teman aku mulai bersikap terlalu kurang ajar. 

Suatu perkataan dan sikap yang merubah keadaan pertemanan menjadi lebih buruk. Ketika ada yang mengatakan bahwa "Tingkat pertemanan tertinggi adalah ketika kau merasa nyaman bahkan oleh candaan yang kasar" ketika aku merasa demikian ternyata dia tersinggung. Aku mengatakan hal yang melebihi batas antara teman dan sahabat. Aku berfikir semua akan baik-baik saja dan berbicara secara reflek sebagai bentuk candaan tapi hal itu ternyata menyinggung perasaannya. 

 Hal ini membuatku tersadar pada kesalahan pertamaku, bahwa selalu akan ada batasan. Lalu hal lain adalah bahwa tidak semua orang memiliki sudut pandang yang sama, seperti yang aku katakan faktor pengalaman, masa lalu yang dialami seseorang sangat mempengaruhi sikap dan bagaimana cara dia berfikir dan bersikap. Saat ini aku menyadari bahwa hal ini bisa terjadi karena ketidakmampuanku untuk memahami kondisi dan situasi seseorang. 

Aku menyadari bahwa sifat-sifat yang terbentuk didalam dirinya sekarang cerminan bagaimana cara dia menjalani hidup dan bertahan. Dan dalam kejujuranku, aku ingin kita masih bisa berteman dan dia bahagia. Aku mengatakan bahwa selalu ada berbagai jenis manusia dengan sifat dan karakternya yang berbeda-beda, dan aku tidak tau cara berinteraksi dengan mereka semua. Jika ada suatu kesalahan dalam suatu hal aku berharap bisa memperbaikinya. 

Jika pengalaman ini bisa membuatku menjadi lebih dewasa, aku merasa tetap saja aku ingin menjadi sosok yang bisa berteman dengan baik. Pembahasan ini seharusnya lebih panjang ketimbang hanya tulisan, manusia adalah mahluk yang begitu kompleks dan spesial yang selalu berbeda antara satu dengan lainnya.  

rasa saling percaya adalah hal yang menghubungkan mereka, saling melengkapi kebutuhan bersama karena manusia tidak bisa hidup sendiri. Dan butuh dari sekedar pemahaman dari membaca untuk mengerti tentang manusia. Aku ingin, aku sebagai manusia bisa lebih manusiawi lagi dan mampu menjadi lebih baik agar tiada lagi yang merasa kecewa karena diriku (Walau itu tidak mungkin) tapi keinginan membuatku setidaknya mencoba. Aku ingin menjadi orang yang setidaknya bisa dipanggil "Teman".

Minggu, 28 Juni 2020

Berteman Dengan Bayangku Sendiri.

hey akid kembali menyapa.

Sedikit banyak pada kesempatan kali ini, aku ingin menuliskan tentang sebuah perasaan yang sudah lama aku rasakan. Tentang sebuah ikatan aneh yang terjadi diantara diriku dan pemikiranku. Mungkin kalian pernah mengatakannya sebagai teman imajinasi, aku tidak tau nama tepatnya apa. Tapi, aku tidak memungkiri bahwa aku juga memilikinya dan akan sangat berguna disaat saat tertentu didalam kehidupanku. Terlebih ketika sendirian dan kesepian bahkan ketika membutuhkan teman.


Baiklah, mari dimulai dengan kata-kata yang sudah aku rangkai tentang temanku.
Tentang Bayanganku. 


Sudah sejak lama, aku merasakan bahwa ketika aku sendiri ada hal yang menemani. Aku menyadari bahwa pemikiran diri terbuka ketika aku sedang berdiam diri. Ketika aku sedang mencari sebuah jawaban dari sebuah pertanyaan, terkadang aku melihat bayanganku sendiri lalu mengajaknya berbicara. ya-- membicarakan berbagai hal yang aku khawatirkan, yang aku cemaskan, yang aku ingin bicarakan tapi tiada orang yang mengerti dan menemani.

Lalu tanpa sadar sebuah ikatan terjadi, pertemanan aneh dengan diriku sendiri. merasa lebih percaya pada diriku, walau aku sadar ini hanya sebuah pemikiranku yang segaja aku pecah untuk menemani kesendirian. Pernahkah kau mengalaminya ? saat kau bisa melihat siapa yang kau sebut dengan teman yang tidak akan pernah bisa dilihat oleh orang lain tapi bukan hantu.

Pemahaman ini lalu aku namai dengan kesadaran terpisah yang sengaja dibuat untuk menemani kesadaran utama, dan akan terasa lebih menyenangkan ketika kau bisa mengkontrolnya dengan baik, dia akan menjadi teman berdiskusi yang menyenangkan. Aku melihat banyak kisah yang Mengangkat tema ini. dan aku rasa ada banyak orang yang mengalaminya juga di dunia ini.

berbicara sendiri didepan cermin.
berbicara sendiri ketika sedang berkendara.
berbicara sendiri ketika sedang dalam sebuah masalah.

Hampir semua orang pernah ataupun bahkan seringa mengalaminya secara tidak sadar. Itu adalah contoh kecil dari teman bayangan yang dimiliki manusia.



Tapi, yang ingin aku katakan adalah keuntungan yang akan kau dapatkan kita bisa memanfaatkan potensi teman bayangan secara baik. Hal ini sering terjadi, beberapa orang mampu memecah pemikirannya secara sadar untuk memecahkan berbagai masalah. Karena ketika kita bisa melihat dari dua sudut pandang secara bersamaan akan lebih banyak kemungkinan yang bisa ditemukan.

Sering terjadi ketika aku sedang mendapat kesulitan dalam menentukan jalan cerita yang ingin aku buat, dalam menentukan keputusan final dari suatu hal. Berdiskusi dengan diri sendiri ketika tidak ada orang lain yang bisa membantu akan sangat bermanfaat. Lalu akan bisa mendapatkan jalan keluar dan ide baru.  Pada kasusku ketika  aku menemui jalan buntu  aku akan mendiskusikannya (Membicarakannya pada dirikku sendiri) dan aku bisa menemukan jalan keluarnya tak lama kemudian. jadi bisa dikatakan berteman dengan bayanganpun sangat berguna disaat saat tertentu. Jadi tidak ada salahnya bagi kita untuk memiliki teman imajinasi 

Senin, 22 Juni 2020

Belajar Ikhlas

Akid, menyapa--
Bagaimana Kabarmu hari ini ?
setelah sekian lama ndak menulis lagi karena kesibukan kuliah darling yang justru tugasnya makin bejibun warobun hofur, akhirnya ada kesempatan dalam kesempitan untuk kembali menulis dilembar blog usang ini. yah walau aku tau mungkin tak ada yang membacanya atau menotisnya. Tapi, jika kau sempat membaca tulisanku aku ingin menyampaikan sebuah pembelajaran yang aku terima beberapa hari terakhir ini.

 yaitu tentang ikhlas


Sekala besar dari suasana hati yang sering disebut indah adalah ketika penuh dengan ketulusan rasa bersyukur dan ikhlas, lebih dari yang diketahui orang dengan penuh keajaiban membuat murka dan duka menjadi terasa lebih menenangkan. Setelah menangis, marah, berputus asa hingga melupakan tentang satu hal yang berharga, - Ikhlas mengantarkan kita kembali pada ketenangan hati.

Ketika kehilangan apapun yang berharga dalam kehidupan, barulah kita menyadari tentang apa yang disebut sebagai "Menghargai". yah, mungkin sebelum kehilangan sesuatu yang selalu bersama diri kita membuat kita kurang berhargai keberadaannya, tapi ketika sudah hilang apa yang bisa kita lakukan ? menyesal pun sudah tidak berguna, menangispun tidak akan membuat yang pergi itu kembali. Banyak yang menyarankan untuk mengIkhlaskan. sesuatu yang sederhana tapi entahlah- butuh usaha lebih untuk melakukannya - aku pikir begitu.

lalu, ketika kita merasakan betapa sulitnya untuk menanamkan rasa ikhlas didalam diri, ada satu hal yang ingin aku katakan.

"Hal ini membuatmu lebih lega dan mampu merasakan dengan jelas tentang apa yang disebut rasa syukur"

Ketika kau menyadari hal-hal kecil yang membuatmu bahagia, ketika kau kehilangan itu semua dan ketika aku mampu ikhlas dalam menghadapinya, lalu kau bisa melihat rasa syukur yang terkandung didalam kehidupanmu. bukankah itu lebih baik ? sehingga kelak kau bisa lebih bersikap lebih bijak dalam menghargai suatu keberadaan. lebih menyukuri apa-apa yang dimiliki dan lebih bisa menjalani kehidupan dengan rasa tenang dan merasakan kedamaian dengan tanpa ragu tersenyum dan menyadari kapasitas diri dalam memaknai kehidupan.

Ketika kita mampu belajar dari rasa sakit kehilangan, mengikhlaskan mungkin bisa menjadi jalan yang mendewasakanmu. penerimaan diri yang dibutuhkan dalam menjadikan diri lebih baik lagi (Memperbaiki diri ). Dengan begitu kita akan bisa  menjadi sosok yang lebih bersyukur.

Tidak ada yang salah ketika kau bersedih dan merasa marah, kau bisa menjadikannya sebagai salah satu cara untuk membuang emosi negatifmu, tapi aku ingin mengatakan bahwa lebih baik setelah itu kau menanamkan perasaan yang akan lebih membawamu pada pendewasaan diri, membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik lagi.




Mungkin kali hanya ini yang bisa aku sampaikan.
Semoga apa yang aku tulis bisa bermanfaat untuk kalian.

Sampai jumpa di kesempatan lainnya  dan Trimakasih 
Akid                                       . 

Minggu, 29 Maret 2020

Corona dan Dua mata yang berbeda

hey,. Akid kembali menyapa.

 - Hari ke 13 aku dikarantina di rumah karena adanya virus yang menyerang seluruh dunia. (Keren banget, biasanya aku nonton invansi alien, eh hmm-- perang juga) tapi sekarang dunia sedang diserang oleh virus dan terjadi di duni nyata. Corona virus ini sangat menganggu, beneran dia bagaikan musuh besar bagi seluruh umat manusia. tapi ... apakah benar begitu, selama karantina aku mengurung diri dirumah, menjalani kelas online, rebahan, dan tugas menggunung. tapi jujur saja keadaan membosankan ini membuat otakku makin berkarat. lalu aku memutuskan untuk kembali aktif menulis (Mumpung juga banyak waktu luang di rumah) cerita, dan post blog lagi.   


   jika melihat apa yang terjadi aku.......... kok. memilikirkan hal ini ya ?;.,,

Corona. "hey aku menyapa"

   Ketika aku menyadari bahwa dunia lebih membutuhkan ketenangan saat ini, ketika aku tau bahwa dunia mungkin membutuhkan waktu untuk istirahat. apa yang kau lihat sebagai hal yang gelap, mengerikan, jahat, kelam lalu menyapa, hey--- namaku Corona. Alarem pengingat bahwa kau butuh berbedah. 
  Kehidupan kembali terasa lebih tenang, dan banyak orang lebih banyak berdiam diri, aku mengganggap ini waktu yang tepat untuk beristirahat, memikirkan kembali dengan tenang tentang apa-apa yang sudah terjadi ditengah kerusuhan, bukan. Ini bukan kerusuhan, hanya pengingat bahwa kau butuh istirahat dan kembali berfikir dengan cermat. Semakin banyak orang mencoba untuk lebih menghargai kehidupan, baik  milik mereka maupun milik dunia mereka. 

   Aku tidak bisa berbohong jika ada rasa yang mengerikan dalam diriku, yah aku membunuh banyak orang, membuat tetesan deras air mata mulai menggenang. Aku mencuri kehidupan yang sangat disayangi oleh manusia. Katakanlah aku jahat, gelar seperti itu akan ada dipunggungku dan tanpa keberatan aku akan menerimanya. setiap cerita membutuhkan tokoh antagonis yang kuat untuk memunculkan jiwa-jiwa pahlawan yang tegar dan kuat berdiri ditengah kerumunan, memperkenalkan mereka sebagai orang yang berjiwa mulia. 

   Setiap orang ingin menghancurkanku, mencari cara untuk mengalahkanku walau mereka ketakutan akan apa yang terjadi pada diri mereka jika mendekatiku. Sosok pemberani yang menghadangku secara sukarela dan dengan wajah tegar tetap menolong mereka yang sudah aku jangkiti. Aku mencintai kalian. Aku mendengar do'a banyak orang dan bertemu berkali-kali dengan malaikat kematian yang menatapku sendu.  "Pulanglah dengan tenang" aku menjadi penjelas dan penegas kematian untuk beberapa orang, lalu ketika aku mendengarkan do'a- do'a mereka menjelang kematian aku bersyukur "Tuhan trima mereka disisimu" aku mengamininya dengan senyum senang. 
    
   "Semua pasti ada hikmahnya" ucap sang malaikat ketika dia merangkul jiwa-jiwa di kedua sayapnya. aku tersenyum. 

   "Menjadi buruk itu tergantung pada sudut pandang manusia. kau mengingatkanku pada cara tuhan untuk menuntun manusia kembali kejalan yang benar. mungkin kau diciptakan dalam kondisi terburuk, tapi jika kau melihat pada yang positif pada dirimu dan mengamininya. kembalilah pada Tuhan yang menciptakanmu kelak dengan senyum bahagia" lalu aku menanamkan ucapan itu. yah.. aku sosok yang kalian benci dan aku tidak mempermaslahkannya. Jika kelak aku telah tiada, aku berharap kepergianku menjadikan situasi dan kondisi dunia menjadi lebih indah dan menyenangkan. 

  lalu apa yang akan kau ucapkan padaku .. ? 


Kembali pada diriku



  Seperti kembali, aku mendengarkan banyak kenangan dikamarku. Aku membuka lembar-lembar yang sudah usang bertuliskan huruf kapital berisi list cita-cita dan pengharapan anak kecil yang duduk didepan dunia imajinasinya. hey itu aku bertahun-tahun yang lalu. 

  kembali dirumah karena terpaksa awalnya, merasa tertekan dengan kepanikan yang melanda seluruh dunia, akan rasa takut terinfeksi virus corona, terbunuh beribu orang diseluruh dunia, dan aku harus berdiam diri mengkarantina diri dengan setuja kebingungan. Awalnya aku merasa ah.. kenapa semua ini bisa terjadi ? kenapa semakin sakit dunia ini. kisah-kisah menyeramkan mulai menjadi kenyataan dimana semua orang bahkan menanam rasa curiga penuh ketakutan pada orang lain, bahkan takut untuk keluar rumah untuk menyapa teman dengan senyum menggembirakan berkata "Ayo main" . 

     lalu aku kembali merebahkan diri dikamar, merasakan bosan dan muak menunggu kapan waktu datang untuk kembali bermain dengan teman-teman. menatap jendela yang memperlihatkan langit biru berawan yang tak kunjung hujan. lalu aku menatap satu buku yang telah berdebu dan terlupakan di bawah kolong meja secara tidak sengaja. ( hey, pikiran kecilku ) mengambilnya lalu membuka lembar- demi lemar. 

  aku ingin menjadi seorang pelukis terkenal, memperlihatkan betapa indahnya dunia. 

  Aku tersenyum membacanya, ah.. cita-cita pertamaku yang sangat naif, lihatlah sekarang dunia kacau dan sama sekali tidak indah untuk dijadikan objek lukisan. (Aku juga sudah melupakan cita-cita itu entah sejak kapan). hanya karena sekedar pujian bahwa gambarku bagus oleh guru TK dengan bangganya aku mengatakan aku ingin menjadi pelukis. Aku tertawa lirih mengingatnya, ah indahnya dunia saat itu. 

   aku ingin menolong banyak orang seperti pahlawan, power ranger biru

   Sejujurnya itu memalukan.  Pipiku memerah membaca kalimat itu, hey aku dulu adalah seorang yang sangat pro keadilan, seperti sosok pahlawan anak kecil di tv setiap hari minggu.  Tapi lihatlah diriku sekarang, sosok apatis yang hanya mencari rasa aman dibalik tembok rumah. Sering kali tidak peduli pada keadaan disekitar menjadi sosok tuli ketika mendengar orang meminta bantuan, menjadi orang buta ketika orang terlihat kesusahan. sosok yang sangat berbanding terbalik dengan yang aku idolakan ketika aku kecil. kenapa aku bisa berubah menjadi sosok yang seperti ini ? kelam sekali. 

   Lalu membuka lembar demi lembar lagi dan aku semakin menyadari aku kalah dengan harapan yang aku tulisakan dengan tanganku sendiri di waktu yang sudah berlalu. Menyesal.. aku kembali pada kenyataan, kala dunia ini terlihat begitu kejam apa aku masih bisa menjadi sosok yang dulu aku inginlkan. sosok yang akan memperlihatkan bahwa dunia itu indah, sosok yang akan menjadi pahlawan bagi banyak orang. Di kesendirianku dalam kamar ini aku melamun sekali lagi menfikirkan apa yang sudah terjadi. 

-Hey apa mungkin waktu ini datang dengan berbagai keburukannya hanya untuk mengingatkanku untuk melihat kembali kenangan dan harapan. 

-hm-- aku terlalu sibuk selama ini dengan duniaku sendiri. 

- sedih rasanya aku terlihat lebih manusia justru ketika aku tidak mengerti dan naif, bocah yang dengan bangganya menganggap dunia ini seperti cerita dongeng semata. 


  Lalu aku sadar, dunia ini bisa saja kembali menyenangkan. mungkin ketika aku kembali berfikir dan menjadi orang yang peduli. aku tersenyum,.. hey, setelah peringatan dan musibah ini .. 

"ayo buat negri impian yang indah dimana semua orang bisa menjadi pahlawan"

  Cukup kembali berfikir bagaimana caranya memperbaiki kehidupan ini. aku tidak ingin lagi impianku kandas karna rasa tidak peduliku yang lebih memintingkan nilai kehidupan hanya dari berapa banyaknya uang yang kau dapat, dari berapa tinggi pangkat yang kau emban. Tidak hanya mengkeluh-kesahkan apa-apa yang terjadi tapi tetap berpangku tangan. cukup menjadi sosok pencundang. aku ingin kembali pada diriku dimasa lalu yang penuh pengharapan. 

   Waktu bercanda bukan. waktuku hening dan membuatku berfikir sejenak.  Mungkin diriku dimasa lalu sedang menertawai kebodohanku. yah. tapi aku bersyukur aku bisa berdiam diri sejenak dan melihat kebelakang mendapati impian-impian yang dulu terlupakan. akan aku ucapkan.. 

Aku pulang...

pada diriku dimasa lalu yang menanti keberhasilanku dan terpenuhnya pengharapan-pengharapan yang dia tulisakan dengan rasa bangga di dalam dirinya. tersenyum senang aku ingin kembali melihatnya bisa menjadi sosok yang dia harapan dimasa depan dalam diriku. 









jika, mungkin hari ini tidak datang dengan semua yang ada.
aku mungkin tidak mengingatnya.


Rossiana Akid.